JAKARTA – Dunia hiphop tanah air kembali mendapat sorotan lewat hadirnya single EGP (Emang Gue Pikirin) dari rapper asal Sunda, Sundanis. Lagu ini berhasil viral di TikTok dan langsung menarik perhatian banyak kalangan karena mengangkat tema keseharian yang sangat dekat dengan pendengar.
Sundanis, yang memiliki nama asli Rudi Supriadi, menjelaskan bahwa EGP terinspirasi dari pengalaman menghadapi orang bermuka dua—ramah di depan namun gemar mencibir di belakang. “Rasanya banyak orang pernah merasakan hal ini, dan cara terbaik menghadapinya adalah dengan sikap masa bodoh alias EGP,” ungkapnya.
Menariknya, EGP dirilis dalam dua versi: versi solo dan versi kolaborasi dengan penyanyi asal Bandung, Dev Kamaco. Proses kreatifnya berlangsung singkat, hanya satu hari untuk membuat beat, menulis lirik, hingga rekaman. Namun, berbeda dengan lagunya, video musik membutuhkan waktu lebih lama karena digarap saat Sundanis tengah tur di Jepang.
Meski dikenal dengan hiphop bernuansa dangdut dan lirik bahasa Sunda, kali ini Sundanis menghadirkan aransemen yang lebih universal agar mudah diterima pecinta musik Indonesia. Walau begitu, ia tetap mempertahankan sentuhan dangdut sebagai ciri khas.
Perjalanan menuju label besar FloorInc dimulai ketika Sundanis mengirimkan lagunya ke seorang rekan di Jakarta. Tak disangka, FloorInc langsung tertarik dan merilis EGP tanpa revisi. Langkah ini membuka jalan baru bagi Sundanis yang sejak lama mengidolakan Doel Sumbang. Sebelumnya, ia juga pernah berkolaborasi dengan Rotra dari Jogja Hiphop Foundation (2012), serta rapper Jepang Stillichimiya dan Yungyu (2023–2024).
Resmi dirilis pada 12 September 2025, EGP langsung booming di TikTok. Ribuan konten kreator membuat dance challenge hingga parodi menggunakan lagu ini. Popularitasnya makin melejit setelah sejumlah artis ternama seperti Nafa Urbach, Happy Asmara, dan Wika Salim ikut meramaikan tren tersebut.
Dengan gaya uniknya, Sundanis membuktikan bahwa musik hiphop lokal masih bisa bersaing dan diterima luas oleh masyarakat Indonesia.